I WANNA BE WITH YOU

Hujan turun dengan derasnya, diiringi dengan keadaan yang gelap malam ini karena pemadaman listrik. Di saat seperti ini aku menjadi lebih banyak memikirkanmu, wajahmu, dan sesekali aku mencoba mengingat-ingat suaramu.
Aku mengambil posisiku sendiri, mengasingkan diri di kamar agar tidak ada yang tahu apa yang sedang aku pikirkan, walau pun itu hanya teringat denganmu. Aku menulis diary ku, tiap halamannya selalu ada namamu. Terkadang aku menulis cerita dengan imajinasiku sendiri dan tokohnya aku buat namamu.
Sebenarnya itu adalah angan-angan ku sehingga aku menggunakan namamu. Sesaat aku ingin berada di sampingmu, memelukku dari belakang dan meletakkan dagumu di bahuku. Aku mengimpikan bersama denganmu, menatapmu walau pun itu hanya belakangmu. Aku mengimpikan kebersamaan denganmu, bercakap-cakap tek penting denganmu walau hanya sekadarnya.
Melihatmu tersenyum, ketika engkau memanggil namaku, memimpikan kita jalan-jalan dan hal lain tentangmu. Aku memimpikan semua itu. inikah yang disebut dengan “cinta dalam diamm”.
Dengan jemariku aku terus memainkan namamu dengan imajinasiku di buku harianku yang usang. Bersamamu adalah impian terbesarku juga. Aku juga memimpikan adanya pertengkaran kecil denganmu, karena menurutku itu akan menjadikan hubungan kita semakin dekat. Mengelus belakangmu dan bersandar padanya.
Ah. Aku rasa ini sudah terlalu jauh. Nyatanya sekarang kita hampir tidak pernah tegur sapa, apalagi saling tatap. Ini jauh dari kenyataan dari yang aku impikan. Engkau sangat jauh. Jauh di sana. Bagaimana mungkin engkau tahu aku yang di sini.
Sudah berlembar-lembar namamu ada di setiap karya ku. Maafkan aku. Aku hanya ingin bersama denganmu.

Leave a comment